Berita Indonesia Terlengkap & Mantap

Informasi Berita berdasarkan Fakta

AGUNGPOKER-AGENPOKERTERPERCAYA
AGUNGPOKER-AGENPOKERTERPERCAYA

Breaking

Saturday, July 8, 2017

Pengamat: Video Kaesang Suarakan Toleransi, Pelapor Malah Bisa Dipidana Balik

Pengamat: Video Kaesang Suarakan Toleransi, Pelapor Malah Bisa Dipidana Balik



"Ujaran kebenciannya di mana. Jelas-jelas Kaesang bilang, 'Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, kita tuh harus kerja sama. Iya kerja sama. Bukan malah saling menjelek-jelekan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain."

 Aksi seorang warga Muhammad Hidayat yang melaporkan Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), ke Polres Bekasi Kota atas dugaan melakukan penodaan agama dan ujaran kebencian melalui video di media sosial malah bisa menjadi berbalik arah.

Pasalnya, video asli yang dibuat putra bungsu Jokowi itu sama sekali tidak menganjurkan ujaran kebencian, tetapi sebaliknya malah mengimbau masyarakat membangun toleransi beragama.

Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMAS menyatakan pelapor Muhammad Hidayat sebetulnya malah bisa dilaporkan balik atas tuduhan pencemaran nama baik Kaesang. Apalagi, kata dia, dalam v-log asli Kaesang secara gamblang mengajak publik mengedepankan toleransi dan menjaga kerukunan beragama.

"Ujaran kebenciannya di mana. Jelas-jelas Kaesang bilang, 'Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, kita tuh harus kerja sama. Iya kerja sama. Bukan malah saling menjelek-jelekan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain.'," kata Fernando, saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (5/7/2017).

Menurut Fernando, pelaporan putra Jokowi ke polisi ini penuh dengan nuansa politik untuk menjatuhkan citra Presiden di mata publik. Dia melihat ada sejumlah pihak yang tetap berusaha mempertahankan isu SARA di kalangan akar rumput untuk menggoyang stabilitas Pemerintahan Jokowi.

"Pelapor Kaesang patut diduga dibeking pihak-pihak yang mencoba terus memperkeruh situasi politik dan keamanan Indonesia dengan isu-isu bernuansa sentimen agama," tegas Dosen Ilmu Politik Universitas 17 Agustus Jakarta itu.

Untuk itu, Fernando berharap polisi dapat menyingkapi laporan pidana terhadap Kaesang ini sesuai dengan koridor hukum dan tidak semakin memperkeruh gesekan sentimen agama yang ada di kalangan bawah saat ini.

"Polisi harus bisa bertindak profesional. Jangan terpancing, terjebak pada isu sentimen SARA yang coba dihembuskan untuk menggoyang citra keluarga Presiden," tandas pengamat politik itu.

Sebelumnya, Kapolresta Bekasi Kombes Hero Henrianto Bachtiar membenarkan Muhammad Hidayat melaporkan Kaesang Pangarep ke Sentra Pelayanan Kepolisian Polres Kota Bekasi. Putra bungsu Jokowi itu dilaporkan ke polisi pada hari Selasa (4/7/2017) pukul 11.00 WIB.

Kaesang dituding melakukan penodaan agama serta menyebarkan ujaran kebencian melalui video yang diunggah ke akun Youtube. laporan ini dibenarkan Kepala Polda Metro Jaya Irjen (Pol) M. Iriawan.

"Di situ (video) kalau tidak salah ada kata-kata, kalau tidak menjalankan tentang apa yang ada di situasi itu, 'ndeso'. Begitulah kira-kira," ujar Iriawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (5/7/2017).

Putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep memang pernah mengunggah video blog pada 27 Mei 2017. Dalam video berdurasi 2 menit 41 detik itu, awalnya Kaesang menyinggung soal ada oknum yang sukanya meminta-minta proyek pemerintah. Setelah itu, Kaesang juga menyinggung soal pentingnya menjaga generasi muda dari hal-hal negatif.

Berikut kutipan kalimat Kaesang seutuhnya dikutip dari kompas.com:

"Ini adalah salah satu contoh, seberapa buruknya generasi masa depan kita. Lihat saja.... (Video itu kemudian menampilkan anak-anak berteriak "bunuh, bunuh, bunuh si Ahok. Bunuh si Ahok sekarang juga").

Di sini aku bukannya membela Pak Ahok. Tapi aku di sini mempertanyakan, kenapa anak seumur mereka bisa begitu? Sangat disayangkan kenapa anak kecil seperti mereka itu udah belajar menyebarkan kebencian? Apaan coba itu? dasar N**** (sensor bunyi). Ini ajarannya siapa coba? dasar N**** (sensor bunyi).

Ndak jelas banget. Ya kali ngajarin ke anak-anak untuk mengintimidasi dan meneror orang lain. Mereka adalah bibit-bibit penerus bangsa kita. Jangan sampai kita itu kecolongan dan kehilangan generasi terbaik yang kita punya.



Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, kita tuh harus kerja sama. Iya kerja sama. Bukan malah saling menjelek-jelekan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain. Apalagi ada kemarin itu, apa namanya, yang enggak mau menshalatkan padahal sesama Muslim, karena perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar N**** (sensor bunyi)

Kita itu Indonesia, kita itu hidup dalam perbedaan. Salam Kecebong".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.